Sabtu, 24 Maret 2012

profesionalisme guru



2.1   Pengertian pembelajaran
               Belajar sering diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan kebiasaan serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
               Dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar mengajar memang mempunyai peranan yang vital yaitu proses belajar mengajar yang dilakukan sangat menentukan siswa dalam mencapai keberhasilan suatu pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, adalah penting bagi guru untuk memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.
Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai-nilai sikap. (W.S. Winkel, 1987 : 36).
Belajar merupakan upaya yang disengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan maupun keterampilan. (Supandi, 1991 : 7)
Berdasarkan teori tersebut, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang baik berupa jasmani maupun rohani dikarenakan pengalaman.
2.2   Pendidikan jasmani
Menurut Garis-Garis Besar Program Pengajaran pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, dan membina siswa dan lingkungan agar tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu melaksanakan tugas dirinya sendiri dan pembangunan bangsa. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995 : 1).
Batasan pendidikan jasmani yang dilakukan oleh UNESCO dalam international charter of psycologi education of sport, menurut Abdulkadir Ateng (1975 : 30), pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun seorang anggota masyarakat yang melakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan pembentukan watak.
Menurut Rasjrop (1975 : 30) Pendidikan jasmani adalah suatu aspek dari pendidikan total, karena itu selalu berurusan dengan manusia secara integral. Pendidikan jasmani adalah pergaulan paedagogic dalam dunia gerak dan pengalaman jasmani. Sementara dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran, pengajaran disebutkan bahwa Pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial, serta emosional, yang serasi, selaras dan seimbang. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995 : 2).
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembangungan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur dengan cara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Pengalaman belajar yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan yang aman, efektif, dan efisien. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004)

2.3   Pembelajaran pendidikan jasmani
Dalam proses belajar mengajar seorang guru memegang peranan penting yaitu memberikan bantuan kepada siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan bantuan guru diharapkan siswa akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang akan diberikan. Menurut Nana Sujana (2000 : 29), Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasikan siswa dalam melakukan kegiatan belajar.
Pada dasarnya kegiatan mengajar itu seperangkat dari kegiatan yang direncanakan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang akan diberikan kepada orang yang ingin mendapatkan ilmu dan keterampilan dari orang yang mengajar.
2.3.1     Asas dan landasan pendidikan jasmani
Asas dan landasan pendidikan jasmani secara umum dapat diklarifikasikan sebagai berikut :
1.      Perkembangan fisik
Perkembangan fisik berhubungan dengan kemampuan melakukan aktifitas-aktifitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness)
2.      Perkembangan gerak
Perkembangan gerak berhubungan erat dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah dan sempurna.
3.      Perkembangan mental
Perkembangan mental berhubungan dengan kemampuan berfikir dan menginteraksikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani.
4.      Perkembangan sosial
Perkembangan sosial berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok / masyarakat. (Adang Suhendar, 2000 : 23)


2.3.2     Faktor-faktor dalam pencapaian tujuan dalam program pembelajaran
Menurut Nasidah (1992 : 46), ada beberapa faktor dalam menyusun perencanaan pengajaran. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.      Ranah jasmani
Ranah yang merupakan sasaran untuk meningkatkan kemampuan berfungsi normalnya sistem-sistem yang ada dalam tubuh sehingga individu yang bersangkutan dapat memenuhi kebutuhan untuk menghadapi tuntutan lingkungan. Sasaran dari ranah ini adalah kekuatan (otot), daya tahan, fliksibilitas atau kelentukan.
2.      Ranah psikomotor
Ranah ini dimaksudkan untuk menggambarkan saran-saran yang berupa keterpaduan koordinasi antara sistem persyarafan dan sistem perototan untuk menghasilkan gerakan yang dinilai.
            Adapun rincian dari ranah ini adalah sebagai berikut :
a.    Kemampuan gerak perceptual, yaitu kemampuan menginterpretasi, merespon suatu stimulus (rangsang).
b.   Kemampuan gerak fundamental yaitu kemampuan gerak manipulative.
3.      Ranah kognitif
Ranah ini dimaksudkan untuk menggambarkan sasaran-sasaran yang bersifat intelektual dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan mengingat, memproses, dan mengambil keputusan secara jitu dan tepat. Ranah ini terdiri dari :
a.       Pengetahuan yaitu mengembangkan, memperluas, dan memperdalam pengetahuan.
b.      Kemampuan dan keterampilan intelektual
4.      Ranah afektif
Ranah ini untuk menggambarkan sasaran-sasaran yang berkenaan dengan pengembangan sikap dan pribadi anak didik untuk tetap langgeng dalam menyesuaikan diri dengan budaya dan lingkungan. Rincian untuk ranah afektif ini adalah sebagai berikut :
a.       Sikap merespon secara sehat terhadap aktivitas jasmani, yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
1)      Pengembangan reaksi positif
2)      Apresiasi terhadap pengalaman-pengalaman estetis
3)      Pengenalan potensi-potensi kegiatan
4)      Kemampuan untuk bisa menikmati aktivitas olahraga
5)      Menjadi penonton yang baik yang menghargai penampilan yang luar biasa dalam olahraga
b.      Perwujudan diri mencakup sasaran-sasaran, yaitu :
1)      Menyadari akan tubuh sendiri
2)      Pengetahuan tentang kemampuan-kemampuan apa yang dapat diterima orang lain
3)      Kemampuan untuk menentukan tingkat aspirasi

c.       Harga diri.
Yaitu persepsi diri yang merujuk pada keyakinan dasar individu secara utuh tentang dirinya atas dasar pengalaman-pengalaman yang lalu. (Nadisah, 1992 : 53-54).
2.3.3     Karakteristik pendidikan jasmani
  Karakteristik dari pendidikan jasmani Sekolah Dasar adalah sebagai berikut :
1.      Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dan mengkaji gerak manusia secara interdisipliner. Gerak manusia adalah aktivitas kesegaran jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan ketrampilan motorik, mengembangkan sikap dan perilaku agar terbentuk gaya hidup yang aktif. Aktivitas yang dilakukan berupa aktivitas bermain, permainan dan olahraga.
2.      Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan interdisipliner, karena melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti anatomi, fisiologi, psikologi, sosiologi dan ilmu-ilmu yang lain. Pendukung utama pendidikan jasmani adalah ilmu keolahragaan yang mencakup filsafat olahraga, sejarah olahraga, pedagogi olahraga, sosiologi olahraga, fisiologi olahraga dan biomekanika olahraga.
3.      Materi pendidikan jasmani merupakan kajian terhadap gerak manusia yang dikemas dalam muatan esensial faktual, dan aktual. (Departemen Pendidikan Nasional, 2004).
2.4   Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani.
Mengajar harus direncanakan untuk mempermudah proses belajar mengajar agar lebih bermakna. Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu adalah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya.
Guru juga harus menyadari bahwa tujuan mengajar adalah untuk membentuk kepribadian peserta didik dengan cara membekalinya dengan seperangkat materi pengajaran.
Menurut Conny Semiawan dkk, dalam perencanaan suatu pelajaran, seorang guru harus mempertimbangkan beberapa hal agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, antara lain :
1.      Siswa sebagai orang yang terlibat dalam situasi belajar mengajar.
2.      Waktu yang digunakan dalam pelajaran.
3.      Urutan materi yang akan dibahas.
4.      Rangkaian perkembangan proses berfikir dan keterampilan yang akan ditimbulkan oleh siswa.
5.      Alat peraga yang akan dipergunakan.
6.      Penilaian yang akan diberikan. (Conny Semiawan, 1990 : 35).
                 Dalam perencanaan pengajaran seorang guru harus menyusun rencana pengajaran dengan berpedoman pada kurikulum yang sedang berlaku. Dimana program tersebut terdiri dari program semester, analisis program mengajar, pembuatan satuan pengajaran, program tes sumatif dan formatif. (Ischaq Anwar, 1986 : 18).
2.5   Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan rancangan, keputusan dan sebagainya. (KBBI, 2001 : 627). Setelah rancangan dibuat, maka selanjutnya guru pendidikan jasmani tinggal melaksanakan program kegiatan yang telah disusun tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini guru melakukan pree test terlebih dahulu sebelum memasuki mata pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keterampilan siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani yang akan diberikan kepadanya. Setelah pree test, guru pendidikan jasmani akan memasuki pada kegiatan belajar mengajar olahraga. Setelah kegiatan belajar mengajar selesai, maka diakhiri dengan melakukan post test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menyerap materi yang diajarkan.

2.6     Evaluasi
Setiap guru harus dan wajib mengadakan evaluasi. Evaluasi ini bertujuan untuk menginformasikan kepada lembaganya dan siswanya baik secara perorangan ataupun kelompok untuk mengetahui kemajuan, kekurangan atau kelemahan proses belajar mengajar, yang telah dilakukan oleh seorang guru.
Evaluasi merupakan bagian penting dalam pendidikan, terutama kaitannya dengan proses belajar mengajar untuk mengukur keberhasilan belajar. Adapun tujuan dari evaluasi diantaranya untuk :
1        Mengetahui status siswa.
2  Mengadakan seleksi.
3  Mengetahui prestasi siswa.
4  Mengetahui kelemahan dan kesulitan siswa.
5  Mengadakan pengelompokan.
6  Memberi motivasi siswa.
7  Penempatan siswa.
8  Memberikan data pada pihak tertentu.
Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penafsiran. (John M. E. Chools – Hasan Shodily, 1984 : 220). Berdasarkan uraian tersebut, yang dimaksud dengan evaluasi adalah suatu usaha untuk membandingkan suatu pengukuran itu terhadap bahan pembandingnya atau patokan tertentu.
Bentuk penghargaan evaluasi atau penilaian hasil belajar pada dasarnya ada dua jenis, yaitu :
a. Bentuk kuantitatif
b.Bentuk kualitatif
2.7         Kompetensi professional guru dalam proses pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus memiliki bermacam-macam kompetensi.Adapun kompetensi tersebut adalah :
2.7.1  Kompetensi professional guru
              Menurut Carles F. Jonhson dala Wina Sanjaya, kompetensi merupakan perilaku rasional guru guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dengan demikian suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan.
              Sebagai suatu profesi, terdapat sejumlah kompetensi yang harus dimiliki seorang guru. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pribadi, kompetensi professional dan kompetensi sosial kemasyarakatan.
1.7.1.1  Kompetensi pribadi
            Guru sering dianggap sosok yang memiliki kepribadian yang ideal. Oleh sebab itu pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus di-gugu dan di-tiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies) diantaranya  :
a.       Kemampuan yang berhububungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan dianutnya.
b.      Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama.
c.       Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
d.      Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru.
e.       Bersikap demokratis dan terbuka terhadap perubahan dan kritik.



2.7.1.2  Kompetensi professional
              Kompetensi professional adalah kemampuan yang berhubungan dengan  penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini antara lain :
1.      Kemampuan untuk menguasai landasan pendidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran.
2.      Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar, dan lain sebagainya.
3.      Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
4.      Kemampuan dalam mengaplikasikan metodologi dan strategi pembelajaran.
5.      Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
6.      Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
7.      Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
8.      Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya paham akan administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan.
9.      Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berfikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.
2.7.1.3  Kompetensi sosial kemasyarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai mahkluk sosial, meliputi :
1.      Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan professional.
2.      Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi setiap lembaga kemasyarakatan.
3.      Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individu maupun secara kelompok.
2.7.2        Peranan guru dalam proses pembelajaran.
2.7.2.1  Guru sebagai fasilisator.
Peranan guru sebagai fasilisator perlu difahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran. Adapun pemahaman tersebut adalah :
1.      Guru perlu memahami berbagai jenis media dari sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut. Pemahaman akan fungsi media sangan diperlukan, sebab belum tentu suatu media cocok digunakan untuk mengajar semua bahan pengajaran. Setiap media memiliki karakteristik yang berbeda.
2.      Guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan perencanaan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran. Sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan optimal.
3.      Guru dituntut mampu mengoperasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar. Perkembangan teknologi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi yang mutakhir. Berbagai perkembangan teknologi informasi memungkinkan setiap guru dapat menggunakan berbagai pilihan media yang dianggap cocok.
4.      Sebagai fasilisator, guru dituntut agar memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting., kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.
2.7.2.2  Guru sebagai pengelola.
Sebagai pengelola pembelajaran (learning manger), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
Dalam hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran Alvin C. Eurich menjelaskan prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru adalah sebagai berikut :
1.      Segala sesuatu yang dipelajari oleh siswa, maka siswa harus menyelesaikan sendiri.
2.      Setiap siswa yang belajar mempunyai kecepatan masing-masing.
3.      Seorang siswa akan belajar lebih banyak apabila setiap selesai melaksanakan tahapan kegiatan diberikan reinforcement.
4.      Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti.
5.      Apabila siswa diberi tanggung jawab, maka ia akan lebih termotifasi untuk belajar.
2.7.2.3  Guru sebagai demonstrator.
Dalam setiap aspek kehidupan, guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswanya. Biasanya apa yang dilakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa. Sebagai demonstrator dapat diartikan guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswa.
2.7.2.4  Guru sebagai evaluator.
Beberapa hal yang cukup penting dalam melaksanakan fungsi evaluator bagi guru adalah  :
1.      Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan siswa baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2.      Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus.
3.      Evaluasi dilakukan dengan menggunakan berbagai instrument penilaian.
4.      Evaluasi harus dilaksanakan secara terbuka dengan melibatkan siswa sebagai evaluator.

1 komentar:

  1. Playtech acquires Bovada for US$2 bln and adds more
    Playtech is a 시흥 출장마사지 leading gambling software 성남 출장안마 provider in the online gambling industry, 영주 출장안마 developing cutting-edge mobile-first betting 원주 출장마사지 interfaces for mobile and 진주 출장샵

    BalasHapus